Kamis, 28 April 2011

muskulus (makalah)


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Sistem Muskuloskeletal adalah sebuah sistem organ pada manusia yang memberikan kemampuan untuk bergerak dengan menggunakan sistem otot dan rangka. Sistem Muskuloskeletal menyediakan bentuk, dukungan, stabilitas, dan gerakan untuk tubuh. Sistem muskuloskeletal mengacu pada sistem yang memiliki otot yang melekat pada sebuah sistem kerangka internal dan diperlukan bagi manusia untuk mengatur ke posisi yang lebih menguntungkan.
Sel – sel otot seperti neuron dapat dirangsang secara kimiawi, listrik dan mekanik untuk membangkitkan  potensial aksi yang dihantarkan sepanjang membran sel. Protein kontraktil aktin dan miosin yang menghasilkan kontraksi pada otot terdapat dalam jumlah yang sangat besar. Depolarisasi hasil motor neuron di neurotransmiter dibebaskan dari terminal saraf. Neurotransmiter berdifusi melintasi sinaps dan mengikat ke situs reseptor pada membran sel dari serat otot, ketika reseptor cukup banyak dirangsang suatu potensial aksi dihasilkan.
Otot secara umum dibagi atas tiga jenis yaitu, otot jantung, otot rangka, dan otot polos. Pada otot rangka gambaran garis lintangnya sangat jelas, berkontraksi dengan adanya rangsang dari saraf, secara umum dikendalikan oleh kehendak (volunter). Pada otot jantung juga terdapat pola garis lintang tetapi membentuk sinsitium fungsional, berkontraksi secara ritmis karena adanya sel – sel di miokardium yang menimbulkan impuls spontan. Sedangkan pada otot polos tidak memperlihatkan gambaran garis lintang, otot polos dapat di temukan hampir di semua alat visera yang berongga.

1.2   Rumusan Masalah
1.      Apa saja fungsi – fungsi otot !
2.      Anatomi fisiologi otot !
3.      Bagaimana klasifikasi , kontraksi , serta tipe kerja dari masing – masing otot ?
4.      Kelainan – kelainan yang terdapat pada otot manusia !





1.3  Tujuan dan Manfaat Penulisan Makalah

Penulisan makalah ini bertujuan :
·         Mengetahui fungsi – fungsi otot.
·         Mengetahui anatomi dan fisiologi otot.
·         Mencari tahu klasifikasi, kontraksi , serta tipe kerja dari masing – masing otot.
·         Mengetahui kelainan – kelainan yang terdapat pada otot manusia.

Jadi , pembuatan makalah ini bermanfaat untuk mengetahui bagaimana sistem muskuloskeletal dalam tubuh manusia dengan mengetahui bagaimana tipe kerja dari masing – masing otot yang terdapat pada sistem muskuloskeletal.



























BAB II

Pembahasan Masalah

2.1 Fungsi otot
     
      Pada bagian ini akan dijelaskan apa saja fungsi dari otot. Fungsi – fungsi otot adalah sebagai berikut :

ü  Melakukan gerakan bersama tulang
Otot menghasilkan gerakan pada tulang tempat otot tersebut melekat.
ü  Mempertahankan postur tubuh
Otot mempertahankan tubuh saat berada dalam posisi berdiri atau saat duduk.
ü  Melindungi organ yang terletak lebih dalam
ü  Menjaga suhu tubuh
Kontraksi otot secara metabolis menhasilkan panas untuk mempertahankan suhu normal tubuh
2.2 Anatomi fisiologi otot
            Otot merupakan jaringan peka rangsang atau eksitabel yang dapat dirangsang secara kimia , listrik , dan mekanik untuk menimbulkan suatu aksi potensial. Ada tiga jenis otot yaitu , otot rangka , otot jantung dan otot jantung.  Berikut adalah tabel yang menjelaskan tentang tipe jaringan otot :
Jenis Otot
Otot Rangka
Otot Polos
Otot Jantung
Gambar
Bentuk Otot
Lurik
Polos
Lurik
Serabut Otot
Silindris , memanjang
Spindel, serabut kecil
Terelongasi
Nukleus
Banyak inti sel, terdapat di tepi
Satu inti sel, terdapat di tengah
Satu inti sel, terdapat di tengah
Kontraksi
Cepat, kuat
Lambat , kuat
Kuat, berirama
Kerja Otot
Volunter
involunter
Involunter

2.3  Klasifikasi, Kontraksi, serta Tipe Kerja Masing – Masing Otot
            Pada bagian ini akan dijelaskan klasifikasi, kontraksi, serta tipe kerja dari otot rangka, otot polos, dan otot jantung.
1.      Otot Rangka
T  Anatomi otot rangka

T  Perlekatan otot rangka
Tempat perlekatan otot rangka, disebut :
-          Origo : titik perlekatan yang lebih kuat pada tulang dan biasanya merupakan ujung proksimal. Tempat ini merupakan sisi yang tidak bergerak dan bersifat pasif.
-          Insersio : titik perlekatan yang lebih dapat bergerak dan biasanya merupakan ujung distal dan bersifat aktif.
T  Anatomi tendon, ligamen, dan sendi
-          Tendon merupakan penghubung antara otot dengan tulang yang terdiri dari jaringan ikat fibrosa yang tebal dan berwarna putih.
-          Ligamen merupakan penghubung antara tulang dengan tulang.
-          Sendi merupakan struktur yang menghubungkan tulang individu dan memungkinkan tulang bergerak terhadap satu sama lain untuk menimbulkan gerakan.
T  Kontraksi dan Relaksasi Otot
-          Saat otot berkontraksi maka akan terjadi pemendekan pada otot, setelah itu akan terjadi tarikan pada insersio, kemudian tarikan tersebut akan menghasilkan gerakan pada tulang.
-          Agar tulang dapat kembali ke posisi semula, otot tersebut harus mengadakan relaksasi dan tulang harus ditarik ke posisi semula. Untuk itu harus ada otot lain yang berkontraksi yang merupakan kebalikan dari kerja otot pertama. Jadi, untuk menggerakkan tulang dari satu posisi ke posisi yang lain diperlukan paling sedikit dua macam otot dengan kerja yang berbeda.
T  Struktur otot rangka


-          Endomisium : jaringan ikat halus yang melapisi setiap serabut otot individual.
-          Perimisium : mengacu pada ekstensi epimisium yang menembus ke dalam otot untuk melapisi berkas fasikel.
-          Epimisium : jaringan ikat rapat yang melapisi keseluruhan otot dan terus berlanjut sampai ke fasia dalam.
-          Sarcolemma dan Sarcoplasma :
v  Setiap satu serat otot dilapisi oleh jaringan elastik tipis yang disebut sarcolemma
v  Protoplasma serat otot yang berisi materi semicair disebut sarcoplasma.

T  Serabut otot rangka

-          Myofibrils : unit kontraktif yang mengalami spesialisasi, volumenya mencapai 80 % volume serabut.
-          Setiap silindris terdiri dari moifilamen tebal dan miofilamen tipis.
a.       Miofilamen tebal terdiri dari protein miosin. Molekul miosin disusun untuk membentuk ekor berbentuk cambuk dengan dua kepala globular, mirip dengan tongkat golf berkepala dua.
b.      Miofilamen tipis tersusun dari protein aktin. Dua protein tambahan pada filamen tipis adalah tropomiosin dan troponin yang melekat pada aktin.
T  Mekanisme interaksi aktin dan miosin
-          Sliding filament


o   Pita A : lebih gelap, terdiri dari susunan vertikal miofilamen tebal yang berselang – seling dengan miofilamen tipis.
o   Pita I : lebih terang, terbentuk dari miofilamen aktin tipis, yang memanjang ke dua arah dari garis Z ke dalam susunan filamen tebal.
o   Garis Z : terbentuk dari protein penunjang yang menahan miofilamen tipis tetap menyatu di sepanjang miofibril.
o   Zona H : area yang lebih terang pada pita A mifilamen miosin yang tidak tertembus filamen tipis.
o   Garis M : membagi dua pusat zona H. Pembagian ini merupakan kerja protein penunjang lain yang menahan miofilamen tebal tetap bersatu dalam susunan.
o   Sarkomer : jarak antara garis Z ke garis Z lainnya.
o   Hipotesis sliding filamen :
Ø  Selama kontraksi, panjang miofilamen aktin dan miosin tetap sama tetapi saling bersilangan, sehingga memperbesar jumlah tumpang tindih antar filamen.
Ø  Filamen aktin kemudian menyusup untuk memanjang ke dalam pita A, mempersempit dan menghalangi pita H.
Ø  Panjang sarkomer memendek saat kontraksi.
Ø  Pemendekan sarkomer akan memperpendek serabut otot individual dan keseluruhan otot.

T  Tahap kontraksi otot rangka
1.      Impuls neuron motorik.
2.      Pelepasan transmiter atau asetilkolin end-plate motorik
3.      Pengikatan asetikolin oleh reseptor asetilkolin nikotinik.
4.      Peningkatan konduktans Na+ dan K+ di membran end-plate
5.      Terbentuknya potensial end-plate
6.      Tercetusnya potensial aksi di serat – serat otot
7.      Penyebaran depolarisasi ke dalam tubulus T
8.      Pelepasan Ca2+ dari cisterna terminal retikulum sarkoplasmik dan difusi Ca2+ ke filamen tebal dan filamen tipis
9.      Peningkatan Ca2+ oleh troponin C membuka tempat pengikatan miosin ke molekul aktin
10.  Pembentukan ikatan silang antara aktin dan miosin dan pergeseran filamen tipis pada filamen tebal, menghasilkan pemendekan.

T  Tahap relaksasi otot rangka
1.      Ca2+ dipompakan kembali ke dalam retikulum sarkoplasmik
2.      Lepasnya Ca2+ dari troponin
3.      Terhentinya interaksi antara aktin dan miosin

2.      Otot Polos
T  Struktur dan fungsi otot polos di berbagai bagian tubuh sangat beragam. Secara umum, otot polos dapat dibagi menjadi dua yaitu otot polos viseral dan otot polos multi-unit. Berikut penjelasan mengenai jenis otot :
a.       Otot polos viseral : terdapat di lapisan – lapisan penutup yang luas, mempunyai jembatan pertahanan listrik rendah antara sel – selnya, yang berfungsi sebagai sinsitium. Jembatan – jembatan penghubung tersebut, seperti pada otot jantung, merupakan hubungan dengan membran dari dua sel yang bersebelahan membentuk gap junction. Otot polos viseral ditemukan terurtama pada dinding visera yang berongga. Contohnya adalah jaringan otot dinding usus, uterus, dan ureter. Kekhasan otot polos viseral adalah ketidakmantapan potensial membrannya dan adanya kontraksi – kontraksi yang berkesinambungan, tidak teratur, yang tidak bergantung pada persarafannya. Kontraksi parsial yang tiada hentinya itu disebut sebagai tonus.
b.      Otot multi-unit : tersusun dari unit – unit tersendiri tanpa adanya jembatan antar membran sel. Ditemukan pada berbagai struktur. Contohnya adalah iris mata yang dapat menghasilkan kontraksi halus dan bertahap yang tidak dapat dikendalikan secara volunter, tetapi memiliki banyak persamaan fungsional dengan otot rangka. Otot polos multi – unit tidap memiliki sinsitium dan kontraksi tidak menyebar melalui sinsitium. Oleh karena itu, kontraksi otot polos multi – unit lebih jelas, halus, dan terlokalisasi dibandingkan dengan otot polos viseral. Otot polos multi – unit sangat peka terhadap zat – zat kimia yang ada dalam peredaran darah, dan terangsang oleh neurotransmiter yang dilepaskan di ujung – ujung saraf motorik yang mempersarafinya.





T  Tahap Kontraksi dan Relaksasi Otot Polos

1.      Pengikatan asetilkolin pada reseptor – reseptor muskarinik.
2.      Pengikatan influks Ca2+ ke dalam sel.
3.      Pengaktifan kinase miosin rantai ringan yang bergantung pada     kalmodulin.
4.      Foforilasi miosin.
5.      Peningkatan kegiatan miosin ATPase dan pengikatan miosin pada aktin.
6.      Kontraksi.
7.      Defosforilasi miosin oleh fosfatase miosin.
8.      Relaksasi atau kontraksi yang dopertahankan oleh mekanisme.

T  Perbedaan otot polos dengan otot rangka :
Perbedaan
Otot Rangka
Otot Polos
Susunan
Teratur
Tidak teratur
Troponin
Ada
Tidak ada,
Kalmodulin
Sumber Ca2+
Cisternae SR
Interstitial / ekstra seluler dan SR
Cisternae SR
Ada
Tidak ada

3.      Otot Jantung
T  Potensial membran istirahat dan potensial aksi
Perangsangan pada otot jantung menimbulkan potensial aksi yang dihantarkan, yang membangkitkan kontraksi. Depolarisasi terjadi dengan cepat dan timbul kaduk julang atau overshoot. Seperti halnya pada otot rangka dan saraf, tetapi kaduk julang ini diikuti oleh dataran atau plateau sebelum potensial membran kembali ke potensial membran istirahat. Seperti pada jaringan peka rangsang lain, perubahan pada konsentrasi K+ ekstrasel mempengaruhi potensial membran istirahat otot jantung, sedangkan perubahan pada kadar Na+ ekstrasel mempengaruhi amplitudo potensial aksi. Depolarisasi cepat disebabkan oleh membukanya oleh saluran Na+ yang bergerbang voltase seperti apa yang terjadi pada saraf dan otot rangka. Repolarisasi cepat disebabkan oleh menutupnya saluran Na+. Fase plateau yang memanjang disebabkan oleh pembukaan yang lebih lambat tetapi berlangsung lebih lambat dari saluran Ca2+.

2.4 Kelainan Pada Otot Manusia
            Pada manusia terdapat beberapa masalah atau gangguan kesehatan pada otot yang terdapat pada tubuh. Kelainan – kelainan tersebut adalah :
§  Kelelahan Otot : suatu keadaan dimana otot tidak mampu lagi    melakukan kontraksi sehingga mengakibatkan terjadinya kram otot atau kejang otot.
§  Astrofi Otot :  penurunan fungsi otot akibat dari otot yang menjadi kecil dan kehilangan fungsi kontraksi.
§  Distrofi Otot : suatu kelainan otot yang biasanya terjadi pada anak – anak karena adanya penyakit kronis atau cacat bawaan sejak lahir.
§  Kaku Leher atau Stiff : suatu kelainan yang terjadi karena otot yang radang atau peradangan otot trapezius leher karena salah gerakan atau adanya hentakan pada leher serta menyebabkan rasa nyeri dan kaku pada leher seseorang.
§  Hipotrofit Otot : suatu jenis kelainan pada otot yang menyebabkan otot menjadi lebih besar dan tampak kuat, disebabkan karena aktifitas otot yang berlebihan yang umumnya karena kerja dan olahraga berlebih.
§  Hernis Abdominal : kelainan pada dinding otot perut yang mengakibatkan penyakit hernia, yaitu penurunan usus yang masuk ke dalam rongga perut.















BAB III

Penutup

3.1  Kesimpulan
3.2  Saran




1 komentar: